Kec. Suoh, Kab. Lampung Barat
Prov. Lampung
Pekon.sukamarga@gmail.com
"Mengolah Kearifan Lokal Menjadi Kekuatan Ekonomi: Sinergi Tradisi dan Kontemporer di Pekon Sukamarga"
Pekon Sukamarga yang berlokasi di Kecamatan Suoh memiliki kearifan lokal yang dapat dikembangkan dan dibudidayakan menjadi sumber perekonomian masyarakatnya. Menurut data dari pekon, sebagian besar masyarakat di Sukamarga mengelola kebun dengan komoditas utama berupa kopi, kakao dan lada. Aktivitas berkebun dan berladang ini dimulai sejak tahun 1960, ketika masyarakat Sunda dari daerah Pandeglang dan Lebak Banten bermigrasi untuk mencari lahan penghidupan.
Keberadaan kakao sebagai salah satu komoditas utama setelah kopi di Pekon Sukamarga tidak hanya memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, tetapi juga mencerminkan adaptasi mereka terhadap kondisi alam setempat. Menurut data pekon, kakao dapat dipanen setiap bulan sepanjang tahun dan puncak masa panen terjadi pada bulan Maret dan April. Dalam usaha meningkatkan nilai jual kakao, masyarakat setempat sedang berupaya untuk melakukan fermentasi biji kakao untuk memperoleh harga yang lebih tinggi. Selain itu, kelompok Koperasi Serba Usaha (KSU) mulai mengembangkan produk fermentasi ini menjadi olahan cokelat batang dan cokelat bubuk murni. Inisiatif ini mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap tuntutan pasar, serta usaha kolektif dalam memperkaya produk berbasis kakao yang memiliki nilai tambah ekonomis.
Upaya masyarakat Pekon Sukamarga dalam memanfaatkan kakao sebagai komoditas panen menunjukkan adanya kearifan lokal yang kuat dalam memahami dan beradaptasi dengan lingkungan alam setempat. Fermentasi biji kakao yang kini sedang diupayakan oleh masyarakat mencerminkan pengetahuan berkelanjutan, serta kemampuan mereka untuk mengintegrasikan teknologi modern dalam proses produksi. Kegiatan ini tidak hanya menambah nilai ekonomi dari komoditas kakao, tetapi juga menunjukkan bagaimana masyarakat lokal dapat mempertahankan tradisi sekaligus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang.
Kelompok Koperasi Serba Usaha (KSU) memainkan peran penting sebagai wadah kolektif yang memperkuat solidaritas sosial dan ekonomi diantara masyarakat. Dengan mengembangkan produk fermentasi kakao menjadi cokelat batang dan cokelat bubuk murni, KSU tidak hanya mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga memperkaya identitas budaya lokal melalui produk yang berakar pada kearifan lokal. Proses ini menunjukkan bagaimana kebudayaan dan ekonomi saling berkaitan dalam dinamika masyarakat, dimana adaptasi terhadap perubahan zaman tetap berpijak pada nilai-nilai budaya yang ada sejak zaman dahulu.
Keseluruhan proses yang terjadi menggambarkan sebuah dinamika yang mempertemukan antara warisan tradisional dan kebutuhan kontemporer dalam konteks lokal yang unik. Fermentasi biji kakao sebagai contoh konkret dari kearifan lokal, mencerminkan pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun dan diperkuat dengan teknologi modern untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Pekon Sukamarga berhasil menciptakan suatu model berkelanjutan yang berpijak pada akar budaya mereka. Kesimpulannya, upaya-upaya ini menegaskan bahwa dalam setiap langkah adaptasi dan inovasi, kebudayaan selalu menjadi elemen kunci yang memastikan keseimbangan antara kemajuan material dan kelestarian nilai-nilai tradisional.
Author: Faurizti Aisha S. Iskandar (Mahasiswa KKN-PPM UGM 2024)
Kirim Komentar